Jaro Rojab 2023

Setiap tahun pada tanggal 26 Bulan Rajab, warga Desa Cikakak berkumpul di Komplek Makam Kyai Toleh dan Masjid Saka Tunggal. Pada kesempatan ini, masyarakat menjalankan tradisi turun-temurun yang dikenal dengan Jaro Rajab. Nama itu diambil dari kata ‘panjarohan’ yang berarti ziarah.

Dalam tradisi ini, masyarakat akan mengganti pagar bambu yang mengelilingi masjid dan juga makam Kyai Toleh yang berjarak sekitar 150 meter dari masjid. Hal ini dilakukan karena kepercayaan masyarakat bahwa memperbaharui pagar bambu di makam dan masjid akan memberikan cahaya baru bagi hidup mereka. 

Biasanya, prosesi ini akan dimulai dengan ritual dan beberapa pantangan seperti dilarang berbicara keras dan dilarang menggunakan alas kaki. Hal ini dilakukan konon untuk menjalin keterikatan batin dengan para pendahulu mereka yang juga menjalani tradisi ini.

Pergantian pagar bambu kemudian akan dimulai dari area Masjid Saka Tunggal dan dilakukan bergotong-royong dan terus hingga ke Makam Kyai Toleh yang terletak di Puncak Bukit Cikakak. 

Bagi masyarakat Cikakak, pagar bambu di komplek Masjid Saka Tunggal dan Makam Kyai Toleh melebihi ritual adat, tetapi juga ajang silaturahmi. Pada kesempatan inilah biasanya warga yang pergi merantau turut pulang untuk berkumpul dan kembali silaturahmi dengan keluarga. Itu mengapa hingga saat ini pagar bambu yang mengitari masjid dan maka tak dibuat modern dengan tembok. Kalau ditembok, jadi tidak ada kegiatan kata warga. 

Masjid Saka Tunggal sendiri kini sudah menjadi cagar budaya dan punya keunikannya sendiri. Tidak seperti bangunan lain yang punya banyak pilar penyangga, seperti namanya, masjid ini hanya mempunyai satu saka atau tiang penyangga. Menurut catatan, usia masjid ini pun lebih tua dari Kerajaan Majapahit, dan kerap diidentikan dengan awal penyebaran ajaran Islam di Banyuwangi.