Meneroka Spirit Profetik

Memasuki usia ke-45, Teater Eska menandai perjalanannya bukan sekadar sebagai kelompok teater kampus, melainkan sebagai ruang refleksi atas spiritualitas, sosialitas, dan estetika yang membentuk tubuh keseniannya. Melalui tajuk “Meneroka Spirit Profetik”, hajatan ini menjadi panggung untuk menelisik kembali semangat kenabian dalam seni; sebuah ikhtiar untuk menyuarakan kebenaran di tengah kebisuan, berpihak pada yang tertindas, dan menyalakan harapan dalam dunia yang kian bising oleh kepalsuan.

Selama sembilan hari, 10–18 Oktober 2025, Gelanggang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga akan menjadi pusat perayaan ide, teks, dan tubuh pertunjukan. Rangkaian acaranya mencakup Eska Dramatic Reading, Pameran Poster dan Buku, Peluncuran Buku Kumpulan Naskah Drama, Wayang Mikael sebagai pembuka hajatan, serta Eska Wicara, Diskusi Profetik, Senandung Malam Sastra, Bentang Layar, dan Eska Musik Kreatif sebagai penutup yang meriah. Setiap program dirancang bukan hanya untuk ditonton, tetapi untuk mengajak publik terlibat dalam percakapan dan perenungan yang lebih dalam.

Program Wayang Mikael membuka perayaan dengan tafsir segar terhadap tradisi wayang, menggunakan bahan mika transparan yang memantulkan bayangan berwarna, menghadirkan pengalaman spiritual sekaligus eksperimental. Di sisi lain, Pameran Poster dan Buku serta Dialog Buku menjadi ruang arsip hidup: tempat membaca jejak empat dekade perjalanan Eska yang sarat pergulatan ideologis dan estetika. Melalui Diskusi Profetik dan Eska Wicara, publik diajak menelisik relevansi nilai-nilai profetik dalam kesenian kontemporer, dari isu perempuan hingga posisi teater kampus hari ini.

Sementara Senandung Malam Sastra dan Bentang Layar menyajikan malam-malam reflektif, di mana musik, puisi, dan dokumentasi pertunjukan lama membuka ruang jeda untuk menyapa yang ganjil, yang sunyi, dan yang mungkin terlupakan. Keseluruhan hajatan berpuncak pada Eska Musik Kreatif, yang merayakan keseriusan dan sukacita dalam satu napas—menutup dengan janji untuk terus meneroka, menggugat, dan menyalakan api teater profetik di masa depan.

Hajatan 45 Tahun Teater Eska bukan sekadar perayaan usia, tetapi pernyataan sikap: bahwa seni adalah jalan dakwah kultural, ruang bagi kebenaran, dan laboratorium spiritualitas yang hidup. Datanglah, saksikan, dan terlibatlah dalam perayaan ini, karena di atas panggung Eska, setiap cahaya, suara, dan tubuh adalah doa yang sedang diperjuangkan.