Pekan Budaya Tanah Luwu

Bagi banyak masyarakat Bugis, Tanah Luwu punya sejarah penting karena kaitannya dengan La Galigo dan sosok Sawerigading yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Bugis. Dulu, Luwu adalah kerajaan yang berdiri di Ussu Malili yang sekarang masuk dalam wilayah Kolaka, Sulawesi Tenggara. Sebagai kerajaan, Luwu menjadi pusat pemerintahan ibukota yang dipimpin oleh Payung Luwu Pertama.

Pasang surutnya sejarah kedatuan atau kerajaan Luwu, Tana Luwu sempat berpindah daerah pemerintahaan beberapa kali antara lain di Manjapai (Kolaka Utara), Cilallang Kamanre (Kamanre), Patimang (Malangke) dan Palopo. Saat pemerintahaan kedatuan Luwu berada di Kamanre, Datu mengatur daerah di Bajo dengan tugas mengawasi dan mengontrol keamanan lalu lintas perdagangan di Belopa dan Lamunre melalui pelabuhan Ulo-Ulo

Hal itu menjadikan Belopa pada wilayah Kemadikaan Ponrang. Dalam hal lain Belopa adalah wilayah yang sebelumnya memiliki kekerabatan dalam kedatuan Luwu sehingga mulai saat itu Belopa menjadi wilayah yang terkoordinasi dalam satu pemerintahan Kedatuan Luwu. 

Kini, area Kedatuan Luwu sudah dimekarkan menjadi beberapa kabupaten dan masuk ke area Sulawesi Selatan. Namun, bekas Kedatuan Luwu tetap terasa di masyarakat. Itu mengapa Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan menggelar Pekan Budaya Tanah Luwu untuk merayakan ragam bentuk kebudayaan Luwu.

Anda juga dapat merasakan langsung kemeriahannya lewat ragam tarian dan lagu-lagu daerah Tanah Luwu. Pengunjung juga akan melihat penampil yang memakai sarung dengan ragam motif khas daerah Tanah Wulu seperti Kain Rongkong.