
Ari Palawi
Ari Palawi adalah seorang etnomusikolog, pendidik seni, dan pelaku budaya yang lahir dan tumbuh di Banda Aceh. Ia telah lebih dari dua dekade mendedikasikan dirinya pada pendidikan tinggi seni, riset kebudayaan, serta diplomasi budaya di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Menempuh pendidikan musikologi dengan kekhususan gitar klasik di ISI Yogyakarta sejak tahun 1994, ia melanjutkan studi pascasarjana di bidang kajian Asia dan etnomusikologi di University of Hawai‘i at Mānoa, Amerika Serikat, sebelum meraih gelar doktor dalam etnomusikologi dari Monash University, Australia. Disertasinya mengangkat identitas budaya musikal masyarakat Urang Pulo di Kepulauan Banyak, Sumatra, sebagai refleksi atas perubahan, perlawanan, dan keberlanjutan di wilayah maritim Indonesia. Sebagai dosen senior di Universitas Syiah Kuala sejak 2003, ia turut membangun fondasi pendidikan seni dan menjadi kepala jurusan, wakil direktur Kantor Urusan Internasional, hingga ketua pusat seni kampus. Keterlibatannya dalam kegiatan seni tidak hanya sebagai akademisi, tetapi juga sebagai penyelenggara festival, pembina komunitas, dan produser pertunjukan lintas negara. Ia pernah memimpin Tim Muhibah Seni Aceh ke Amerika Serikat, mendampingi para seniman perempuan dalam proyek Muslim Women Voices, serta menyelenggarakan dua edisi International Conference and Cultural Event (ICCE) of Aceh di Honolulu dan Melbourne. Di tengah kesibukan akademik, Ari tetap aktif sebagai gitaris dan pengelola artistik di Yogyakarta Guitar Orchestra sejak 1994, dengan pengalaman kolektif yang berhasil menyatukan kembali musisi dalam produksi konser virtual selama pandemi COVID-19. Ia juga mendirikan dan membina Yayasan Geunta Seni Jauhari (GSJ), sebuah laboratorium kultural dan produksi seni berbasis riset, yang aktif dalam penguatan kebudayaan lokal melalui ruang-ruang publik dan diplomasi akar rumput. Ari Palawi dikenal karena kemampuannya menjembatani dunia akademik dan praksis seni-budaya, berpijak pada nilai-nilai tradisi namun berpandangan terbuka terhadap perubahan. Ia percaya bahwa amanah dalam dunia seni dan pendidikan harus dijalani dengan ketekunan, kebersamaan, dan komitmen terhadap kebermanfaatan.