Logo Spektakel

Home > Sorotan > Kegiatan Budaya >

Bau Nyale, Berburu Serpihan Putri Mandalika

Bau Nyale, Berburu Serpihan Putri Mandalika

Konon di suatu masa masyarakat Sasak punya putri yang begitu jelita. Putri Mandalika namanya. Raja-raja dan pangeran dari seantero negeri pun datang berbondong berusaha mendapatkan hati Sang Putri. Namun, yang dipinang malah memilih lompat ke laut dan dipercaya menjelma menjadi nyale. Sejak saat itu masyarakat Sasak berkumpul di pinggir pantai untuk berburu cacing laut yang menurut legenda ialah serpihan Putri Mandalika dan hanya keluar satu tahun sekali.

Masyarakat Sasak punya legenda. Konon Putri Mandalika mereka yang jelita memutuskan menolak lamaran begitu banyak pangeran dan memilih berubah menjadi nyale, cacing laut berwarna-warni. Pesannya adalah supaya masyarakat Sasak mengambilnya dan memanfaatkannya. 

Dari legenda itulah lahir tradisi Bau Nyale yang berarti menangkap nyale yang hanya keluar setahun sekali. Tepatnya setiap tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak. Ajang ini dilakukan setiap tahun di bibir Pantai Tanjung Aan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Bau Nyale dilakukan pada saat subuh saat matahari belum terbit. Jadi bersiaplah untuk mencemplungkan diri ke laut berkarang saat hari masih gelap.

Jangan lupa siapkan alat penerangan. Beberapa pemburu nyale memilih headlamp. Sementara beberapa yang memilih membawa senter di tangan. Tak lupa senjata berupa jaring yang diikat pada kayu membentuk huruf “U”. Nyale yang muncul dari dalam karang itu kemudian disorok menggunakan jaring. Setelah itu, nyale seringkali langsung dimakan. Selain dikonsumsi, hasil tangkapan nyale juga ditebar disawah. Mereka meyakini, nyale membawa kesuburan pada tanah. 

Tradisi Bau Nyale konon sudah berlangsung sejak sebelum abad ke-16. Saat tiba waktunya, ribuan masyarakat rela bermalam di pinggir pantai, menunggu waktu berburu nyale. Mereka percaya, jika mengabaikan tradisi yang satu ini, kemalangan akan datang menimpa mereka.

Untuk mencapai Pantai Tanjung Aan tempat diselenggarakannya Bau Nyale, Anda bisa melewati jalur darat dari Bandara Internasional Lombok sejauh 24 km atau 62 km dari Kota Mataram. Meski terpaut cukup jauh dari Kota Mataram, Anda tak perlu khawatir tentang pilihan akomodasi. Di sekitar Pantai Tanjung Aan memang ada banyak pilihan penginapan, rumah makan, dan fasilitas lainnya.

Setelah menangkap nyale, ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan Pantai Tanjung Aan. Berenang dan snorkeling bisa menjadi salah satu opsi. Tak perlu khawatir tentang perlengkapannya, di sekitar pantai banyak warung yang menajajakan alat-alat menyelam sederhana. Atau Anda juga bisa melakukan pendakian di bukit Marese. Dari atas bukit ini Anda bisa menikmati keindahan pemandangan laut serta hamparan bukit hijau.