Logo Spektakel

Home > Sorotan > Kegiatan Budaya >

Parade Kostum Meriah di Jember Fashion Carnaval

Parade Kostum Meriah di Jember Fashion Carnaval

Terinspirasi dari arak-arakan Reog Ponorogo yang selalu meriah, Jember Fashion Carnaval pun hadir. Parade ini lantas menjelma menjadi salah satu festival kebudayaan terbesar dan yang paling ditunggu setiap tahunnya. Tak hanya oleh peserta dari dalam negeri, melainkan juga di tingkat internasional.

Sejak 2003 Kota Jember dimeriahkan parade fashion yang kemudian menjadi salah satu karnaval terbesar di Indonesia, Jember Fashion Carnaval. Tak tanggung, festival ini bisa menarik lebih dari 6.000 peserta. Tak heran jika gaung Jember Fashion Carnaval (JFC) sudah sampai hingga ke mancanegara. Bahkan pada 2017 silam, Wakil Bupati Jember pada saat itu, A. Muqit Arief, mengumumkan bahwa JFC menduduki peringkat pertama festival terbaik di Asia dan peringkat ke-3 di dunia, setelah Rio de Janeiro Carnival di Brazil dan Pasadena Flower Carnival di Amerika Serikat.

Festival yang satu ini identik dengan parade gaya serba ekstra nan meriah. Selama empat hari, JFC mempersembahkan berbagai parade fashion seperti parade gaya binatang peliharaan serta parade kostum anak-anak. Ada pula pameran kostum internasional. Baru kemudian karnaval ditutup dengan parade mode pamungkas. Dan sepanjang gelaran itu, jalan protokol Kota Jember disulap menjadi runway di mana semua orang tumpah ruah menyaksikan hasil kreasi para pengrajin dan desainer lokal dari berbagai level, bahkan hingga sekaliber Anne Avantie.

Mulanya, festival ini tercetus karena melihat maraknya pawai grup Reog Ponorogo yang memadati jalan raya protokol kota setiap kali acara arak-arakan budaya HUT Kota Jember. Pun pada perayaan Hari Kemerdekaan yang selalu menarik perhatian warga tiap tahun. Dari situ kemudian terpikirkan konsep parade dengan berjalan kaki sembari mengenakan kostum nan meriah dalam balutan warna dan ragam ornamen yang seru. Hingga kini, inspirasi awal dari parade grup pertunjukan Reog itu tetap tecermin. Puluhan grup Reog Ponorogo di seantero Kota Jember masih berpartisipasi dan mendukung kegiatan JFC tiap tahun. Tak ketinggalan, selalu ada saja peserta parade yang menghadirkan desain kostum terinspirasi dari kesenian Reog Ponorogo.

Seiring waktu, JFC berkembang menjadi sebuah institusi. Pertunjukan mereka tak terbatas dalam gelaran JFC di Jember setiap tahunnya, tetapi juga kerap ikut tampil di gelaran-gelaran kebudayaan di kota-kota lain. Biasanya mereka hadir dengan memamerkan beberapa kostum unik khas JFC atau menyelenggarakan parade kostum dalam skala yang lebih kecil.  

Selagi singgah di Kota Jember, sempatkan juga untuk mencoba beragam sajian kuliner di kota ini. Beberapa yang khas antara lain pecel gudeg, alias makanan hibrid antara pecel dan gudeg yang biasa disajikan dengan nasi hangat. Nasi langgi juga menjadi salah satu makanan khas yang bisa dicoba, terdiri dari nasi, daging sapi, sambal goreng tempe dan kentang, bumbu bali, telur asin, petis, abon sapi, mentimun, dan sambal. Ada juga sajian kuliner legendaris seperti Mie Pangsit Rama yang sudah berdiri sejak 1969. Tekstur mie yang kenyal bercampur dengan minyak gurih serta daging ayam cincang tentu bisa memuaskan perut dan lidah.