Logo Spektakel

Home > Sorotan > Kegiatan Budaya >

Upacara Adat Yadnya Kasada

Upacara Adat Yadnya Kasada

Teks: Redaksi
Foto: Don Hasman

Upacara Adat Yadnya Kasada

Selain ritual pelemparan hasil bumi dan ternak ke kawah, upacara Yadnya Kasada juga menampilkan ragam pertunjukan. Sebelum upacara dimulai, diselenggarkaan malam resepsi Yadnya Kasada dengan pementasan tari Sembilan Dewa serta tari Roro Anteng dan Joko Seger. Tarian yang dianggap sakral oleh masyarakat Tengger ini mengisahkan legenda asal usul masyarakat Tengger.

Yadnya Kasada adalah sebuah upacara adat umat Hindu Tengger yang diselenggarakan setiap tahun pada hari ke empat belas bulan Kasada. Ritual ini adalah upacara pengungkapan rasa syukur Suku Tengger kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur Suku Tengger, Roro Ateng dan Joko Seger. Orang Tengger percaya ritual Yadnya Kasada ini akan menjauhkan mereka dari malapetaka dan memberikan ternak serta hasil tani yang melimpah.

Ritual ini berlangsung sejak abad ke-14, bermula dari pengorbanan anak sulung Roro Ateng dan Joko Seger ke gunung api untuk menepati janji kedua orangtuanya kepada dewa. Janji itu dibuat keduanya ketika memohon keturunan kepada dewa setelah lama menikah tanpa dikarunia seorang anak. Sebelum melemparkan diri ke kawah, ia berpesan kepada masyarakat Tengger untuk terus melakukan pengorbanan hasil tani dan ternak di kawah gunung.



Menjelang upacaya Yadnya Kasada, masyarakat di sekitar kaki Gunung Bromo disibukkan dengan kegiatan adat untuk mempersiapkan peranti upacara. Sejak sebulan sebelumnya Orang Tengger sudah berkumpul di Pura Luhur Poten. Selain sebagai ritual tolak bala dan syukuran, Yadnya Kasada juga menjadi ajang pemilihan dukun baru bagi tiap desa di kawasan Tengger.

Selain ritual pelemparan hasil bumi dan ternak ke kawah, upacara Yadnya Kasada juga menampilkan ragam pertunjukan. Sebelum upacara dimulai, diselenggarkaan malam resepsi Yadnya Kasada dengan pementasan tari Sembilan Dewa serta tari Roro Anteng dan Joko Seger. Tarian yang dianggap sakral oleh masyarakat Tengger ini mengisahkan legenda asal usul masyarakat Tengger. Ada pula pertunjukan tari tradisional lainnya. Tahun lalu pentas pula tari Jaranan Slinig Lumajang, tari Ponorogo, tari Hudoq Dayak dari Kalimantan Timur dan lain-lain.



Ritual ini digelar di Pura Luhur Poten, satu-satunya pura agung di kawasan pemukiman Suku Tengger. Anda bisa mencari pengianpan terdekat dengan lokasi ritual di Desa Ngadisari. Terdapat banyak pula pilihan pengianpan serta villa yang dapat disewa saat itu juga maupun yang dapat dipesan jauh-jauh hari. Pakailah sepatu khusus trekking dan pakaian hangat serta siapkan masker dan jas hujan.