Logo Spektakel

Home > Ini Indonesia >

Antonius Taula, Pelestari Kain Kulit Kayu dari Sulawesi Tengah

Antonius Taula, Pelestari Kain Kulit Kayu dari Sulawesi Tengah

Teks & Foto oleh: Suryo Sumarahadi

Antonius Taula, Pelestari Kain Kulit Kayu dari Sulawesi Tengah

Kain kulit kayu yang konon sudah dibuat sejak jaman prasejarah ini biasanya dibuat oleh para perempuan di jeda penanaman padi hingga waktu panen tiba dengan metode yang masih sangat tradisional.

Antonius Taula merupakan pendiri lembaga pendidikan seni dan budaya Ranta Lore. Ia tinggal di Lembah Bada yang tentu saja masuk dalam wilayah dataran tinggi Lore di sisi Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan utama lembaga seni dan budaya ini adalah menjaga warisan pengetahuan lokal, berupa pakaian kulit kayu yang pada 2014, telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Kain kulit kayu yang konon sudah dibuat sejak jaman prasejarah ini biasanya dibuat oleh para perempuan di jeda penanaman hingga waktu panen padi tiba dengan metode yang masih sangat tradisional, yaitu menggunakan serat-serat alami dari pohon-pohon khusus, ditempa menggunakan Batu Ike, dan diwarnai dengan berbagai pewarna alami.

Pada 1996, Om Toni, sapaan akrabnya, membantu The Nature Conservancy untuk mempelajari ragam hias kulit kayu yang menjadi koleksi di museum-museum Eropa. Ragam hias kulit kayu yang dibawa ke benua biru saat misi penginjilan Belanda di Indonesia. Perekonomian para pengrajin kulit kayu sempat meningkat pada periode 1996 - 1998 dengan banyaknya kulit kayu mereka dijual di Inggris. Namun, kerusuhan di Poso membuat kerja sama tersebut berhenti.

Namun, Om Toni tetap fokus untuk usaha-usaha pelestarian ini. Ia tidak lagi bertani ataupun bermain musik, hal-hal yang sebelumnya ia geluti. Om Toni membina beberapa perempuan di daerah sekitar tempat tinggalnya untuk membuat kain kulit kayu, sembari ia bertugas memberi motif tradisional dan membentuknya menjadi busana yang dapat dikenakan. Hal-hal yang sayangnya hingga saat ini masih berdasarkan ingatannya saja. Belum ada yang berkeinginan membantu beliau untuk mencatat pengetahuan ini dengan baik, meski tentu Om Toni telah beberapa kali menjadi subjek yang dikunjungi para peneliti dari luar negeri.

Busana yang Om Toni kenakan dalam foto ini menunjukkan bagaimana ia seharusnya dipresentasikan. Kecuali sarungnya, ikat kepala, baju, serta celana pendek yang ia kenakan terbuat dari kulit kayu. Khusus untuk baju ini, ia warisi dari ayahnya yang sebelumnya diwariskan oleh kakek Om Toni.

Antonius Taula memang berusaha keras menjaga warisannya. Warisan kita semua sejatinya.