Home > Sorotan > Kegiatan Budaya >
Panggung Musik Internasional di Pulau Samosir
Panggung Musik Internasional di Pulau Samosir
Setiap tahun, puluhan musisi lokal, nasional, hingga internasional berkumpul di Pulau Samosir untuk gelaran Samosir Music Festival. Inilah ajang perayaan musik Batak. Panggung diberikan bukan hanya kepada bintang-bintang tenar, tetapi juga para pendatang baru di kancah musik Batak dari segala penjuru.
Samosir Music International adalah festival musik yang digelar Dinas Kebudayaan & Pariwisata Sumatra Utara untuk merayakan khazanah musik Batak. Musik memang tak pernah jauh dari budaya Batak. Nyanyian hampir tak pernah absen dari ritual-ritual dan pesta-pesta Batak. Digelar sejak 2014, festival musik ini dirancang sebagai ruang kolaborasi antara musisi lokal, nasional, hingga internasional.
Festival ini merupakan ajang eksibisi kekayaan dan keberagaman musik Batak. Di tiap gelarannya, para pengisi acara akan membawakan materi lagu-lagu batak serta memadukan aransemen musik tradisional dan modern. Namun, jangan harapkan penampilan bintang besar dari Ibu Kota di panggung Samosir Music International. Digagas oleh para musisi lokal dari wilayah sekitar Danau Toba, Henry Manik, Herman Delago, dan Vicky Sianipar, festival ini berkomitmen untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi karya dan talenta-talenta baru di kancah musik Batak.
Lokalitas memang salah satu pilar penyelenggaraan Samosir Music International. Itu tidak hanya terlihat dari kurasi penampil. Programasi acara pun diatur sedemikian rupa sehingga bisa seiring sejalan dengan geliat ekonomi masyarakat di Pulau Samosir dan kawasan wisata Danau Toba lainnya. Misalnya dengan menyoroti tempat-tempat wisata ikonis yang tersebar di seantero pulau. Salah satunya adalah Makam Raja Sidabutar yang Sudah berusia 450 tahun dan konon adalah manusia pertama yang menginjakkan kaki di Samosir.
Selain lokalitas, aksesibilitas juga menjadi pilar utama festival ini. Maka dari itu, seluruh konser yang dipentaskan dalam rangka Samosir Music International bisa diakses publik secara gratis. Tidak heran, konser ini bukan hanya menampilkan warna musik yang beragam tetapi juga dinikmati oleh penonton yang begitu banyak macamnya. Setiap tahunnya, ada ribuan penonton yang memadati area festival dari berbagai daerah. Ada beberapa titik penyebrangan yang bisa dipilih untuk menuju Samosir, yakni Baligae, Ajibata, Haranggaol, dan Tiga Raja.
Seusai dari festival, jangan lupa membawa buah tangan sebagai kenang-kenangan. Salah satu sentra oleh-oleh di Samosir terletak di Desa Tomok. Di sini terdapat ratusan kios yang berjejer di sepanjang jalan menawarkan macam-macam cinderamata. Mulai dari kain tenun tradisional, ukiran kayu, hingga kaus bertuliskan Lake Toba atau Samosir yang akan terus menjadi pengingat akan pelesir Anda.